Perkembangbiakan hewan Invertebrata dibagi menjadi dua, yaitu Generatif (kawin) dan Vegetatif (tak kawin).
Perkembangbiakan secara generatif adalah perkembangbiakan dengan cirri penyatuan gamet, yaitu sperma dan ovum atau yang dikenal dengan sebutan pembuahan (fertilisasi).
Perkembangbiakan secara generatif adalah perkembangbiakan dengan cirri penyatuan gamet, yaitu sperma dan ovum atau yang dikenal dengan sebutan pembuahan (fertilisasi).
- Fertilisasi adalah pembuahan, bersatunya ovum dan sperma.Fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi di dalam tubuh hewan tersebut.
Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid.Pada skoleks terdapat alat pengisap.Skoleks pada jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid. Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja.
- Fertilisasi eksternal, pembuahan yang terjadi di luar tubuh hewan tersebut.
Jenis kelamin hewan ini terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang ular.
- Konjugasi adalah perkembangbiakan secara seksual yaitu penyatuan dua gamet yang secara morfologis tidak diketahui betina dan jantannya
Caranya adalah dua sel saling mendekat, menempel pada bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi. Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya.
Perkembangan secara vegetatif adalah perkembangbiakan yang dilakukan tanpa adanya peleburan ovum dan sperma.
Perkembangbiakan secara vegetaif dibedakan menjadi 5, yaitu :
Contoh : Amoeba (Protozoa).
Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel (nukleus) rnenjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi dua nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menggenting (menyempit), diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik. dinding kista akan pecah dan individu-individu baru tersebut keluar. kemudian tumbuh dan berkembang menjadi Amoeba dewasa.
Contoh : Cacing Planaria (Platyhelminthes).
Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria. Begitu juga ketika dipotong menjadi tiga bagian, masing-masing tumbuh dan berkembang menjadi tiga ekor cacing Planaria
Contoh : Hydra (Coelenterata).
Hydra membentuk tunas melalui pucuk-pucuk yang dibentuk pada induknya. Mereka mirip dan hydra kecil. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya.
• Sporulasi.
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan spora.
Contoh : Plasmodium.
Plasmodium dewasa membentuk spora, Pembelahan dilakukan dengan metode pembelahan berganda. Pada setiap siklus terjadi pembelahan sel berulang kali sehingga terbentuk banyak inti. Proses ini terjadi di dalam tubuh manusia.
Contoh : Aphid (Kutu Daun)
Perubahan alam menentukan pola reproduksi mereka, yang tentu saja diatur pula oleh insting sang Induk. Ketika alam berubah ke kondisi yang bagus, aphids akan mengeluarkan telurTelur relatif bisa bertahan hingga bermusim-musim dari serangan panas, dingin atau ketiadaan makanan. Tanpa dibuahi, telur tersebut akan berkembang menjadi aphid baru.
Sumber = organisasi.org
gurungeblog.worpress.com, dll
Perkembangbiakan secara vegetaif dibedakan menjadi 5, yaitu :
- • Membelah diri.
Contoh : Amoeba (Protozoa).
Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel (nukleus) rnenjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi dua nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menggenting (menyempit), diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik. dinding kista akan pecah dan individu-individu baru tersebut keluar. kemudian tumbuh dan berkembang menjadi Amoeba dewasa.
- • Fragmentasi.
Contoh : Cacing Planaria (Platyhelminthes).
Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria. Begitu juga ketika dipotong menjadi tiga bagian, masing-masing tumbuh dan berkembang menjadi tiga ekor cacing Planaria
- • Pembentukan tunas.
Contoh : Hydra (Coelenterata).
Hydra membentuk tunas melalui pucuk-pucuk yang dibentuk pada induknya. Mereka mirip dan hydra kecil. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya.
• Sporulasi.
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan spora.
Contoh : Plasmodium.
Plasmodium dewasa membentuk spora, Pembelahan dilakukan dengan metode pembelahan berganda. Pada setiap siklus terjadi pembelahan sel berulang kali sehingga terbentuk banyak inti. Proses ini terjadi di dalam tubuh manusia.
- • Partenogenesis.
Contoh : Aphid (Kutu Daun)
Perubahan alam menentukan pola reproduksi mereka, yang tentu saja diatur pula oleh insting sang Induk. Ketika alam berubah ke kondisi yang bagus, aphids akan mengeluarkan telurTelur relatif bisa bertahan hingga bermusim-musim dari serangan panas, dingin atau ketiadaan makanan. Tanpa dibuahi, telur tersebut akan berkembang menjadi aphid baru.
Sumber = organisasi.org
gurungeblog.worpress.com, dll